Ma’palao sudah pasti menjadi kata yang sangat asing bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Ma’palao adalah salah satu adat pemakaman dari suku Toraja. Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, adat dan budaya memiliki banyak sekali cerita dan sejarah di balik sekali di balik semua itu.
Upacara ini merupakan salah satu adat yang dilakukan oleh suku toraja untuk memakamkan kerabatnya yang dari suku yang sama. Hal ini dilakukan sebagai upacara penghormatan terakhir yang sudah menjadi tradisi.
Setelah kemaren bahas pemakaman Sumba, mau ngebahas lagi budaya nih. Sekarang lompat dikit ke Sulawesi, tepatnya Toraja. Yuk!
Waktu itu setelah menempuh perjalanan satu malam dari Makassar – Tana Toraja lagi-lagi aku beruntung banget. Karena baru sampai di TaTor taunya besok ada acara adat Kematian ala Toraja. Tanpa pikir panjang aku lansung tancap gas, menuju tempat tujuan. Gak jauh, jadi aku langsung cuss kesana, yaitu Desa Kete Kesu.
Sesampainya di Desa Kete kesu acara telah sedang berlangsung gaes. Nah yang di foto Ini adalah satu rangkaian acara “Rambu Solo” (kematian budaya Toraja) yang namanya ritual Ma’palao, apa itu Ma’palao?
Mapalao adalah ritual berupa jenazah di gotong rame-rame terus di arak keliling kampung lalu diramaikan dengan pengorbanan berupa kerbau yang langsung di tebas lehernya. Nah daging kerbau yang udah ditebas itu dibagiin ke para tamu yang hadir sambil di iringi nyanyian syair-syair kedukaan. Semua yang datang ke acara disini dijamu dengan sangat baik, karena menurut mereka tamu yang dijamu dengan baik akan membuat mendiang yang meninggal lekas sampai tujuan akhirnya.
Sampai sini, beneran rame banget. Yang bikin takjub dan bangga karena pas aku disini ada salah satu station televisi dari Paris, yang sedang meliput kegiatan ini. Coba bangga gak? Mereka aja datang jauh-jauh untuk lihat kebudayaan tanah air kita. Nah, sekarang ayo temen-temen budaya kita juga kudu di gas nih. Karena, suatu bangsa tanpa budaya itu rasanya.. Duh coba bayangin aja deh!