Virus Terbaru Deltacron sepertinya kembali hadir menjadi suatu momok baru bagi para pejuang di Dunia dalam melawan pandemi ini. Pandemi Covid-19 atau awal mula muncul virus dengan nama Corona Virus Disease ini menjadi awal mula kepanikan terjadi. Dimana virus yang memakan korban sangat banyak ini sudah berjalan setidaknya 2 tahun belakangan ini.
Virus Terbaru Deltacron Evolusi dari Virus Varian Delta dan Omicron
Setelah melewati pandemi yang panjang ini, para peneleti banyak menemukan virus dengan varian baru dan cukup mematikan. Seperti halnya varian Delta yang pertama muncul di Indonesia dengan tingkat penyebaran dan kematian yang sangat tinggi. Tidak berselang lama setelah ditemukan solusi dengan penambahan Vaksin Booster Delta muncul kembali varian Omicron. Varian ini diketahui memiliki gejala seperti flu biasa dan tidak terlalu berdampak buruk seperti kematian pada para penderita. Namun pada varian tersebut tingkat penyebarannya sangatlah tinggi 3x lipat dan sangat menular.
Dengan munculnya kedua varian yang menjadi sangat mengerikan saat pandemi sedang terjadi di Indonesia. Sebenarnya, hal tersebut sudah dapat ditangani dengan baik oleh pemerintah dengan diadakannya vaksin massal bagi masyarakat. Namun pada awal kemunculanya dapat dipastikan menimbulkan banyak kepanikan pada masyarakat terkhususnya di daerah yang menerapkan PPKM.
Virus Deltacron Belum Memiliki Nama Resmi
WHO yang merupakan suatu lembaga kesehatan dunia telah mengonfirmasi bahwa varian tersebut telah terdeteksi di berbagai negara. Seperti misalnya, Prancis, Belanda, dan Denmark yang seiring waktu di deteksi oleh negara lainnya seperti Indonesia.
Tepatnya pada 9 Maret, Dr.Maria Van Kerkhove selaku kepala teknis dalam organisasi kesehatan dunia atau WHO. Telah mengonfirmasih bahwa tidak ada perubahan yang signifikan terhadap epidemiologi baik itu perubahan atau keparahan mengenai virus tersebut. Namun penelitian tetap berlangsung guna mencegah suatu hal buruk terjadi karena masalah kesepelean terhadap varian baru tersebut.
Dokter Kerkhove juga menegaskan kembali bahwa pandemi masih jauh dari kata “Selesai” dan tetap harus fokus dalam menolong nyawa manusia. Kita harus fokus dalam menyelamatkan, mengurangi penyakit yang parah, serta mengurangi penyebaran agar pandemi dapat berakhir.