Waaahh udah lama gak diskusi nih.. Kali ini gue mau bahas tentang “Puncak Gunung”. Tempat ini merupakan tujuan akhir dari para pendaki gunung. Menaklukan segala rintangan dalam mendaki gunung dan mencapai puncak membawa suatu kebanggaan terhadap diri sendiri.
Namun, ada juga banyak masalah yang terjadi dalam perjalanan menuju puncak tersebut. Bagi para pendaki disini, apakah pernah mengalami masalah ataupun kendala pada saat mendaki gunung?
Melihat beberapa waktu belakangan ini ada kejadian duka di kalangan Pencinta Alam yg meninggal dan sakit (evakuasi) dan case nya korban ditinggalkan oleh teman-temannya yg mau muncak. Turur berduka cita dan turun prihatin.. .
Permasalahan “Puncak Mengalahkan Segalanya” memang selalu jadi issue hangat yg membuat dilema. Banyak yg lebih memilih Puncak karna sudah jauh-jauh datang ke gunung “sayang kalo gak muncak” akhirnya teman yg sakitpun rela ditinggalkan.. .
Well, hidup itu memang pilihan.. Tapi mari melihat bagaimana manusia bisa memilih untuk jd egois atau tidak.. Karena buat gue penyesealan utama adalah bukan ketika tidak bisa sampai puncak, tapi ketika PULANG TIDAK LENGKAP 🙂 .
Okay, mari berdiskusi. Kalo kalian Team yg mana dan alasannya apa? Hayooo jujur
Atau ada yg pernah punya pengalaman Dilema pilih Muncak atau Teman? Marii di share yuk
a. Team ngejar Puncak, tujuan utama
b. Team gak mikir puncak yg penting selalu bareng sama temen-temen
c. Team Explore, Puncak gak penting yg penting Camping dan explore
Kalo gue kira-kira team yg mana yah??
Tahun 2001 ke Semeru dan gue gagal muncak ke Mahameru karna ada orang yg di evakuasi..
lalu tahun 2013, saat muncak Mahameru Koh Bill sakit dan minta gue untuk muncak sendiri terus ninggalin dia di jalur, lalu gue bilang “naik sama-sama, turun sama-sama, gue gak akan nyesel gak sampai puncak, tapi gue akan nyesel seumur hidup kalo elu sampai kenapa-kenapa karna gue tinggalin”
Dan sampai sekarang gue percaya, sahabat yg baik tidak akan meninggalkan sahabatnya di tengah jalur pendakian