Apa itu neurastenia?

Neurastenia adalah istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Meskipun istilah ini pernah dikenal luas pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, namun saat ini tidak lagi diakui sebagai diagnosis medis independen dalam panduan diagnostik modern seperti DSM-5 (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi Kelima).

Kondisi neurastenia seringkali dikaitkan dengan tekanan dan stres kronis, dan gejalanya mencakup kelelahan yang berlebihan, gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan gejala fisik lainnya tanpa adanya penyebab medis yang jelas. Secara historis, neurastenia dianggap sebagai bentuk kelelahan saraf dan kelelahan mental yang melibatkan kerusakan fungsi sistem saraf, meskipun pandangan ini telah berkembang seiring waktu.

Beberapa gejala umum yang sering dihubungkan dengan neurastenia melibatkan bidang fisik, mental, dan emosional:

1. Kelelahan yang Berlebihan: Neurastenia ditandai oleh kelelahan yang tidak dapat dijelaskan oleh aktivitas fisik atau penyakit tertentu. Orang yang mengalami neurastenia mungkin merasa lelah bahkan setelah waktu istirahat yang cukup.

2. Gangguan Tidur: Kesulitan tidur, insomnia, atau tidur yang tidak nyenyak sering kali menjadi bagian dari gejala neurastenia. Gangguan tidur ini dapat memperburuk kelelahan dan mengganggu fungsi kognitif.

3. Kesulitan Berkonsentrasi: Penderita neurastenia seringkali mengalami kesulitan berkonsentrasi dan fokus. Ini dapat memengaruhi kinerja di tempat kerja atau dalam aktivitas sehari-hari.

4. Gejala Fisik Tanpa Penyebab Medis Jelas: Gejala fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, gangguan pencernaan, atau masalah fisik lainnya mungkin muncul tanpa adanya dasar medis yang jelas.

5. Kecemasan dan Depresi: Neurastenia dapat dikaitkan dengan gejala kecemasan dan depresi. Penderita mungkin merasa cemas, khawatir, atau sedih secara berlebihan.

6. Sensitivitas Terhadap Stimulus Eksternal: Penderita neurastenia mungkin menjadi lebih sensitif terhadap stimulus eksternal seperti suara, cahaya, atau keramaian, yang dapat meningkatkan tingkat kelelahan dan stres.

Meskipun istilah neurastenia tidak digunakan secara luas dalam praktik klinis saat ini, gejala-gejala ini sering dikenal sebagai bagian dari gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau depresi. Penting untuk dicatat bahwa diagnosis dan penanganan kondisi ini harus dilakukan oleh profesional kesehatan yang terlatih. Pendekatan terapeutik dapat mencakup konseling, manajemen stres, perubahan gaya hidup, dan jika diperlukan, penggunaan obat-obatan. Mengatasi neurastenia, atau gejala yang mirip dengannya, melibatkan pendekatan holistik yang memperhatikan aspek fisik, mental, dan emosional dari kesehatan seseorang.