Apakah Tidak Boleh Tinggal Serumah Dengan Mertua?

Setiap wanita lahir dengan fitrah menjadi RATU. Mana ada dua ratu memimpin satu negara, pastilah salah satu pihak ada yang harus mengalah atau tertekan. Bukan berarti tidak ada yang akur dan baik-baik saja ya. keadaannya

Saya dapat nasehat entah darimana pokoknya dari sebelum nikah di pikiran saya udah terpatri bahwa setelah nikah kita harus mandiri, harus tinggal terpisah dari orang tua masing-masing. Meskipun orang tua atau mertua berkecukupan dan kita masih pengantin muda yang ngos-ngosan untuk sekedar beli beras.

Kenapa?

Banyak hikmah. Kita jadi mengerti bahwa beras itu harus dibeli, odol, sabun, air, listrik dll semua itu ada tagihannya. Kita jadi bisa mensyukuri saat orang tua atau mertua kita datang dengan membawa buah tangan yang mungkin tidak seberapa harganya. Sementara jika serumah kita melupakan pengeluaran mereka yang lebih banyak dibanding harga buah tangan karena kebaikan yang sudah dirasa biasa.

Itu baru dari 1 bab. Dari bab-bab lain masih banyak lagi hikmah yang bisa kita dapatkan saat kita berjuang berdua saja dengan suami.

Lalu setelah nikah suami mendapat nasehat yang sama dari ulama. Jika ingin membina rumah tangga yang sesungguhnya, tinggal terpisah meskipun harus mengontrak di kamar kecil dengan ukuran sangat sempit sekalipun.

Maka ketika ada yang mengadukan masalah mertua ini, saya biasanya tanya apakah dari awal memang terpaksa tinggal serumah? Atau karena mertua sakit jadi memang harus dirawat dst.

Jika secara uzur harus tinggal serumah ya pahami itu memang ujian. Itu ladang pahala bagi suami kita utamanya juga bagi kita sebagai istri yang tau bahwa suami harus berbakti pada orang tuanya.

Tapi jika dari awal menikah tinggal serumah hanya karena sekedar suami enggan pisah, alasan irit pengeluaran, ketahuilah itu masalah dibikin sama sendiri. Mau sampai kapanpun, setua apapun usia suami kita, jika tinggal dengan orangtuanya, peranan sehari-hari dia adalah sebagai anak. Sulit muncul sikap menjadi pemimpin.

Juga semua tampak jelas. Keadaan ekonomi baik buruknya akan diketahui mertua. Keadaan pertengkaran kecil maupun besar akan terasa. Keadaan pendidikan anak kita tercampur dengan dominasi pendidikan mertua kita. Juga perihal ideliasme-ideliasme kita yang sulit diterapkan jika kita masih tinggal serumah.

Bersyukurlah jika yang keadaannya baik-baik saja. Artinya udah bisa saling memberi uzur, saling menghargai kelebihan dan kekurangan masing masing pihak.

Yang masih bermasalah, setelah ikhtiar dan doa, percayalah insyaallah jarak dan waktu itu menyembuhkan.

Dengan ada jarak maka kita akan bisa melihat keindahan orang lain. Dengan memandang dari kejauhan kita bisa melihat secara utuh pribadi yang pastinya ada saat menyenangkan ada saat sedikit tidak sependapat dengan pemakluman.