Fakta Seputar Lotus Birth dan Risiko yang Dapat Terjadi

Lotus birth adalah praktik di mana tali pusat bayi yang terhubung dengan plasenta setelah lahir tidak dipotong atau dipisahkan sampai tali pusat secara alami terlepas dari bayi. Selama proses ini, plasenta tetap terpasang pada bayi dengan bantuan pembalut khusus atau tas kain. Meskipun praktik ini telah ada dalam budaya-budaya tertentu selama berabad-abad, baru-baru ini mendapatkan popularitas di kalangan kelompok-kelompok orang tua yang mencari pengalaman kelahiran yang lebih alami dan terhubung secara spiritual. Namun, ada beberapa risiko yang terkait dengan praktik lotus birth. Berikut adalah beberapa fakta seputar lotus birth dan risiko yang mungkin terjadi:

1. Kebersihan dan Infeksi: Salah satu risiko utama lotus birth adalah risiko infeksi. Plasenta adalah jaringan organik yang kaya akan nutrisi dan kelembaban, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang. Jika plasenta tetap terpasang pada bayi selama beberapa hari, risiko infeksi meningkat karena kemungkinan kontaminasi dan pertumbuhan bakteri patogen. Infeksi dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi dan memerlukan perawatan medis yang intensif.

2. Perawatan Plasenta: Selama lotus birth, plasenta yang terus terpasang pada bayi memerlukan perawatan khusus. Plasenta harus dijaga kebersihannya dan dijaga agar tetap kering. Ini melibatkan perawatan harian dengan membersihkan dan mengeringkan plasenta serta mengganti pembalut atau tas kain yang digunakan. Jika perawatan plasenta tidak dilakukan dengan benar, risiko infeksi semakin meningkat.

3. Proses Penyembuhan Tali Pusat: Tali pusat yang tetap terhubung dengan plasenta selama lotus birth akan mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. Ini karena plasenta membutuhkan waktu untuk mengering dan secara alami terlepas dari bayi. Selama proses ini, tali pusat dan plasenta mungkin menjadi sumber potensial infeksi jika tidak dirawat dengan benar.

4. Ketidaknyamanan dan Pergerakan: Lotus birth juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi bayi dan orang tua. Tali pusat yang terus terpasang dapat mengganggu gerakan bebas bayi, menghalangi aktivitas sehari-hari seperti mengganti popok atau memandikan bayi. Bayi mungkin juga merasa tidak nyaman dengan adanya benda yang terus menempel pada perut mereka.

5. Risiko Kesulitan Laktasi: Beberapa ibu menyusui mungkin menghadapi kesulitan dalam menyusui bayi dengan tali pusat yang tetap terhubung. Tali pusat yang masih terhubung dapat menghambat posisi yang nyaman saat menyusui dan membuat ibu sulit untuk mendekatkan bayi ke payudara mereka dengan baik.